Begini Jadinya Jika Orang Cerdik Kelaparan Bertemu dengan Penduduk Serakah

 
Suatu ketika, seorang yang dikenal cerdik kehabisan perbekalan dalam perjalanan. Rasa lapar pun menghampirinya. Dia terus berjalan sembari berharap ada orang baik yang memberinya makan. Namun tak ada seorang pun yang ditemuinya. Rasa lapar semakin melilit dan hampir-hampir membunuhnya.

Saat sampai di pinggiran sebuah desa, si cerdik bertemu laki-laki yang menyeret kucing dengan seutas tali. Laki-laki itu terlihat aneh dengan memakai satu sandal di kaki kanannya.

“Hei…kamu tidak boleh melakukan hal itu. Apakah kamu tidak memiliki rasa belas kasihan!!?” teriak si bijak mengingkari perbuatan laki-laki yang tak dikenalnya itu. Dia semakin curiga ketika si laki-laki itu hanya berhenti sebentar dan melihat sekeliling dengan pandangan kosong, kemudian berlalu begitu saja.

Orang bijak pun meninggalkan laki-laki itu dan melanjutkan perjalanan. Dia ingin menuju pusat desa, berharap bertemu orang baik hati. Namun harapan itu seakan sirna ketika ia baru sadar penduduk desa tersebut dikenal sangat pelit dan juga miskin.

“Di sini mungkin akhir hidupku. Rasa lapar ini sudah sudah hampir membunuhku,” pikirnya seketika itu. Dia pun menghentikan langkah.

Beberapa saat kemudian, seakan ada yang membisikinya. Terbesit dalam benaknya, “apa gunanya orang-orang mengenalku sebagai orang cernik namun kecerdikanku tak bisa menolong kelaparanku!?”

Dia mulai memutar otak. Sebuah rencana besar mulai disusunnya untuk bisa mendapat makanan dari para penduduk pelit itu. Dia berdiri di jalan utama di pusat desa sambil berteriak-teriak, “Wahai warga kampung, saya mempunyai mempunyai kabar bagi kalian. Saya adalah seorang adalah Syaikh yang bijaksana. Silahkan bertanya apa saja!” katanya kepada warga yang mulai mengerubuninya.

Penduduk desa yang mayoritas berpendidikan rendah percaya begitu saja dengan orang cerdik tersebut. Satu persatu mengajukan pertanyaan dengan berharap orang yang mengaku Syaikh yang bijaksana itu bisa memberi solusi dari permasalahannya.

Si bijak memberikan kesempatan pada tiga orang penanya. Penanya pertama adalah seorang laki-laki yang hanya mengenakan sandal di kaki kirinya. Dia bertanya “Apakah engkau mengetahui siapa yang mencuri sandal sisi kananku?”. Kemudian penanya kedua yang seorang wanita mengajukan pertanyaan, “kenapa kita tidak bisa terbang?”. Penanya terakhir yang seorang laki-laki menanyakan, , “Mana yang lebih dulu diciptakan, laut apa bumi?”

Dengan penuh percaya diri, si bijak mulai menjawab satu persatu pertanyaan tersebut. Kepada penanya pertama, dia memberi jawaban bahwa saya kira pencurinya adalah orang yang tadi saya temui di jalan. Dia hanya memakai sandal sebelah kanan dan menyeret kucing.

Jawaban tersebut membuat laki-laki sang penanya takjub. Dia mengatakan, “Sungguh Anda telah mengetahuinya!? benar, dialah yang mencuri sandalku.  Dia adalah orang gila”.

Menjawab pertanyaan kedua, si bijak meminta didatangkan tujuh ekor ayam. Dia mengatakan, ayam-ayam tersebut nanti kita sembelih dan kita ambil bulu-bulunya. Kemudian, saya akan membuatkan sayap untukmu sehingga kamu bisa terbang.

Tak beberapa lama, wanita tersebut datang membawa tujuh ekor ayam. Ayam tersebut disembeli dan dicabuti bulu-bulunya. Si bijak kemudian membuat sayap untuk wanita tersebut dan berkata, “kamu bisa terbang kalau tubuhmu lebih kurus sedikit”.

Untuk pertanyaan ketiga, dengan cerdiknya orang itu meminta panci yang berisi air. Setelah panci dan air dihadapannya, ia menyalakan api. Ayam yang didapat dari penanya kedua dimasukkan dalam panci tersebut dan direbus sampai matang. Ayam yang sudah matang kemduian dikeluarkan dari panci dan di letakkan di nampan.

Kemudian, si bijak memberi penjelasan. “Jawaban pertanyaanmu, apakah Allah menciptakan laut sebelum bumi, mari kita perhatikan bagaimana air ini masih tetap berada di tempatnya!? artinya, Tuhan menciptakan bumi terlebih (sebagai tempat untuk menampung air) dahulu kemudian laut”.

“Saat ini, kita akan makan ayam dulu sebelum kalian menanyaiku mana yang lebih dulu diciptakan, ayam atau manusia,” katanya menyudahi penjelasan.

Begitulah jika kelaparan dan keserakahan berkumpul dalam diri suatu bangsa. Hasilnya pasti kebodohan yang tak berujung….

Sumber: http://www.kiblat.net/2016/05/04/orang-cerdik-dan-penduduk-miskin-lagi-serakah/

Related Posts:

0 Response to "Begini Jadinya Jika Orang Cerdik Kelaparan Bertemu dengan Penduduk Serakah"

Posting Komentar